Kajian Ilmu Tauhid, Fiqih dan Tasawuf

Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 04 Januari 2025

YANG DIKEHENDAKI DI DALAM ITSBAT

  الرد على الوهابية

Ar Rad 'alal Wahabiyyah

[BANTAHAN TERHADAP WAHABI] (6)

Wahabi berupaya mendistorsi madzhab di dalam aqidah dengan memisahkan antara itsbat dengan tafwidh dan takwil. Mereka mengatakan ulama salaf itu itsbat, tidak mentafwidh dan tidak mentakwil. Padahal faktanya madzhab ahlussunnah di dalam ayat-ayat sifat dan hadits sifat itu hanya 2, yaitu tafwidh dan takwil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Nawawi :

هَذَا الْحَدِيْثُ مِنْ أحَادِيْثِ الصِّفَاتِ وَفِيْهَا مَذْهَبَانِ تَقَدَّمَ ذِكْرُهُمَا مَرَّاتٍ فِي كِتَابِ الْإِيْمَانِ

Hadits ini adalah sebagian dari hadits-hadits sifat dan di dalamnya ada 2 madzhab, sudah disebutkan di awal beberapa kali di dalam kitabul iman.

أَحَدُهُمَا الْإِيْمَانُ بِهِ مِنْ غَيْرِ خَوْضٍ فِي مَعْنَاهُ مَعَ اعْتِقَادِ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَتَنْزِيْهِهِ عَنْ سِمَاتِ الْمَخْلُوقَاتِ وَالثَّانِي تَأْوِيْلُهُ بِمَا يَلِيْقُ بِهِ

Salah satunya adalah beriman dengannya tanpa mendalami maknanya disertai keyakinan sesungguhnya Allah ta'ala tidak ada yang serupa dengan-Nya segala sesuatu apapun dan mensucikan-Nya dari tanda-tanda yang diciptakan. Yang ke dua mentakwilnya dengan makna yang layak dengannya.

_[Kitab Syarah Shahih Muslim. Hal. 24. Juz 5]_

Imam Nawawi tidak mengatakan ada madzhab lain selain tafwidh dan takwil, itu artinya itsbat sifat yang dimaksud termasuk ke dalam salah satu diantara tafwidh dan takwil, lalu jika kita melihat para ulama salaf yang melakukan itsbat, faktanya disertai dengan keyakinan di atas kaidah-kaidah yang mereka bangun di dalam pokok aqidah yang menegaskan bahwa sifat dzat Allah azaliyah, kekal dan tidak akan punah selamanya, sehingga melazimkan kepada mereka mensucikan makna-makna tekstualis dari sifat yang mereka tetapkan yang melazimkan keyakinan adanya sifat dzat yang baru dan punahnya sifat dzat sebelum mahluk diciptakan. Untuk menghindari ketanaqudan, maka tidak ada cara lain kecuali dengan mentafwidh maknanya kepada Allah tatkala mereka diam dari menjelaskan maksudnya.

Jadi kesimpulannya : Yang dikehendaki ulama salaf di dalam itsbat sifat  adalah dengan mentafwidh maknanya kepada Allah. Bukan meyakini makna tekstualis seperti yang diyakini Wahabi. Imam Abu Ja'far ath Thahawi mengatakan :

وَمَنْ وَصَفَ اللَّهَ بِمَعْنًى مِنْ مَعَانِي الْبَشَرِ فقد كفر

Barang siapa yang mensifati Allah dengan makna dari makna-makna sifat manusia maka sungguh dia telah kafir.

_[Kitab Matan Aqidah ath Thahawiyyah. Hal. 41]_

Imam ath Thahawi konsen kepada makna, bukan kaifiyah. Imam ath Thahawi tidak mengatakan : Barang siapa yang mensifati Allah dengan kaifiyah dari kaifiyah-kaifiyah manusia, maka dia telah kafir. Itu artinya Wahabi juga telah keliru karena telah menyangka yang menjadi konsen ulama salaf adalah kaifiyah sifat (tafwidh kaifiyah). Hal ini menunjukkan batalnya argumentasi Wahabi yang menyatakan itsbat sifat itu dengan tafwidh kaifiyah. Selain itu, mentafwidh kaifiyah tidak cukup untuk menghilangkan ketanaqudan terhadap pokok aqidah yang diyakini.

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Ahlussunnah wal Jama'ah

Ahlussunnah wal Jama'ah
Fiqih bermadzhab Syafi'iy, aqidah bermadzhab Asy'ari, Tasawuf bermadzhab Imam Ghazali