الرد على الوهابية
Ar Rad 'alal Wahabiyyah
[BANTAHAN TERHADAP WAHABI] (6)
Wahabi
berupaya mendistorsi madzhab di dalam aqidah dengan memisahkan antara itsbat
dengan tafwidh dan takwil. Mereka mengatakan ulama salaf itu itsbat, tidak
mentafwidh dan tidak mentakwil. Padahal faktanya madzhab ahlussunnah di dalam
ayat-ayat sifat dan hadits sifat itu hanya 2, yaitu tafwidh dan takwil.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Nawawi :
هَذَا الْحَدِيْثُ مِنْ أحَادِيْثِ الصِّفَاتِ وَفِيْهَا مَذْهَبَانِ
تَقَدَّمَ ذِكْرُهُمَا مَرَّاتٍ فِي كِتَابِ الْإِيْمَانِ
Hadits ini adalah sebagian dari hadits-hadits sifat
dan di dalamnya ada 2 madzhab, sudah disebutkan di awal beberapa kali di dalam
kitabul iman.
أَحَدُهُمَا الْإِيْمَانُ بِهِ مِنْ غَيْرِ خَوْضٍ فِي مَعْنَاهُ مَعَ
اعْتِقَادِ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَتَنْزِيْهِهِ عَنْ
سِمَاتِ الْمَخْلُوقَاتِ وَالثَّانِي تَأْوِيْلُهُ بِمَا يَلِيْقُ بِهِ
Salah satunya adalah beriman dengannya tanpa mendalami
maknanya disertai keyakinan sesungguhnya Allah ta'ala tidak ada yang serupa
dengan-Nya segala sesuatu apapun dan mensucikan-Nya dari tanda-tanda yang
diciptakan. Yang ke dua mentakwilnya dengan makna yang layak dengannya.
_[Kitab Syarah Shahih Muslim. Hal. 24. Juz 5]_
Imam Nawawi tidak mengatakan ada madzhab lain selain
tafwidh dan takwil, itu artinya itsbat sifat yang dimaksud termasuk ke dalam
salah satu diantara tafwidh dan takwil, lalu jika kita melihat para ulama salaf
yang melakukan itsbat, faktanya disertai dengan keyakinan di atas kaidah-kaidah
yang mereka bangun di dalam pokok aqidah yang menegaskan bahwa sifat dzat Allah
azaliyah, kekal dan tidak akan punah selamanya, sehingga melazimkan kepada
mereka mensucikan makna-makna tekstualis dari sifat yang mereka tetapkan yang
melazimkan keyakinan adanya sifat dzat yang baru dan punahnya sifat dzat
sebelum mahluk diciptakan. Untuk menghindari ketanaqudan, maka tidak ada cara
lain kecuali dengan mentafwidh maknanya kepada Allah tatkala mereka diam dari
menjelaskan maksudnya.
Jadi kesimpulannya : Yang dikehendaki ulama salaf di
dalam itsbat sifat adalah dengan
mentafwidh maknanya kepada Allah. Bukan meyakini makna tekstualis seperti yang
diyakini Wahabi. Imam Abu Ja'far ath Thahawi mengatakan :
وَمَنْ وَصَفَ اللَّهَ بِمَعْنًى مِنْ مَعَانِي الْبَشَرِ فقد كفر
Barang siapa yang mensifati Allah dengan makna dari
makna-makna sifat manusia maka sungguh dia telah kafir.
_[Kitab Matan Aqidah ath Thahawiyyah. Hal. 41]_
Imam ath Thahawi konsen kepada makna, bukan kaifiyah.
Imam ath Thahawi tidak mengatakan : Barang siapa yang mensifati Allah dengan
kaifiyah dari kaifiyah-kaifiyah manusia, maka dia telah kafir. Itu artinya
Wahabi juga telah keliru karena telah menyangka yang menjadi konsen ulama salaf
adalah kaifiyah sifat (tafwidh kaifiyah). Hal ini menunjukkan batalnya
argumentasi Wahabi yang menyatakan itsbat sifat itu dengan tafwidh kaifiyah.
Selain itu, mentafwidh kaifiyah tidak cukup untuk menghilangkan ketanaqudan terhadap
pokok aqidah yang diyakini.
0 comments:
Posting Komentar