KAJIAN FIQIH
KITAB NIHAYATUZ ZAIN
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :
ﻭالْاِﺟْﺘِﻬَﺎﺩُ ﺷُﺮُﻭْﻁٌ
Dan ijtihad ada beberapa syarat
اﻟﺘَّﻌَﺪُّﺩُ ﻓِﻲ اﻟْﻤُﺸْﺘَﺒِﻪِ
(Pertama) Lebih dari satu di dalam perkara yang samar (tidak jelas)
ﻭَﺃَﺻْﻠِﻴَّﺔُ اﻟﻄَّﻬَﺎﺭَﺓِ ﻓِﻴْﻪِ
Dan (kedua) asal suci di dalamnya
ﻭَﻛَﻮْﻥُ الْعَلَامَةُ ﻟَﻬَﺎ ﻓِﻴْﻪِ ﻣَﺠَﺎﻝٌ ﺃَﻱْ ﻣَﺪْﺧَﻞٌ
dan (ketiga) tanda tanda baginya di dalamnya adalah ruang (ijtihad), maksudnya ada jalan masuk (untuk ijtihad)
ﻛَﺎلْأَﻭَاﻧِﻲِّ ﻭَاﻟﺜِّﻴَﺎﺏِ بِخِلَاﻑِ اخْتِلَاِﻁِ اﻟْﻤَﺤْﺮَﻡِ ﺑِﻨِﺴْﻮَﺓٍ
seperti wadah-wadah dan pakaian, lain halnya bercampurnya mahrom dengan beberapa perempuan
ﻭَاﻟْﻌِﻠْﻢُ ﺑِﺎﻟﻨَّﺠَﺎﺳَﺔِ
Dan (ke empat) mengetahui adanya najis
ﺃَﻭْ ﻇَﻨُّﻬَﺎ ﺑِﺈِﺧْﺒَﺎﺭِ اﻟْﻌَﺪْﻝِ
Atau menduganya dengan sebab ada kabar dari orang adil
ﻭَالسَّلَامَةُ ﻣِﻦَ اﻟﺘَّﻌَﺎﺭُﺽِ
Dan (ke lima) selamat dari perkara yang kontradiksi
ﻭَﺑَﻘَﺎءُ اﻟْﻤُﺸْﺘَﺒِﻬِﻴْﻦَ ﺇِﻟَﻰ ﺗَﻤَﺎﻡِ الْاِﺟْﺘِﻬِﺎﺩِ
dan (ke enam) tetap menjadi perkara yang tidak jelas sampai sempurna ijtihad
ﻓَﻠَﻮِ اﻧْﺼَﺐَّ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﺑِﺘَﻤَﺎﻣِﻪِ ﺃَﻭْ ﺗَﻠَﻒَ
Apabila tumpah salah satu dari keduanya dengan sempurna atau menjadi rusak
اِﻣﺘَﻨَﻊَ الْاِﺟْﺘِﻬَﺎﺩُ ﻭَﻳَﺘَﻴَﻤَّﻢُ ﻭَﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺇِﻋَﺎﺩَﺓٍ
Maka terlarang berijtihad dan ia bertayamum dan melakukan shalat tanpa mengulang.
ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳُﺮِﻕْ ﻣَﺎ ﺑَﻘِﻲَ
Sekalipun ia tidak menumpahkan apa yang tersisa.
ﻭَاﻟْﺤَﺼْﺮُ ﻓِﻲ اﻟْﻤُﺸْﺘَﺒِﻪِ
Dan (ke tujuh) membatasi (cukup) di dalam perkara yang samar
ﻓَﻠَﻮِ اﺷْﺘَﺒَﻪَ ﺇِﻧَﺎءُ ﺑَﻮْﻝٍ ﺑِﺄَﻭَاﻧِﻲ ﺑَﻠَﺪٍ فَلَا اﺟْﺘِﻬَﺎﺩَ بَلْ ﻳَﺄْﺧُﺬُ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺷَﺎءَ
Jika menjadi samar satu wadah air kencing dengan banyak wadah di kampung, maka tidak ada ijtihad, tapi mengambil darinya sesuai yang ia kehendaki
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺳِﻌَﺔُ اﻟْﻮَﻗْﺖِ فَلَيْسَتْ ﺑِﺸَﺮْﻁٍ
Dan adapun luasnya waktu bukan syarat (ijtihad)
ﺑَﻞْ ﻳَﺠْﺘَﻬِﺪُ ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﺩَﻯ اﺟْﺘِﻬَﺎﺩَﻩُ ﺇﻟﻰ ﺧُﺮُﻭْﺝِ اﻟْﻮَﻗْﺖِ
bahkan seseorang berijtihad sekalipun ia menunaikan ijtihadnya sampai keluar waktu
ﻭَﻛَﺬَا لَا ﻳُﺸْﺘَﺮَﻁُ ﻛَﻮْﻥُ الْإِﻧَﺎءَﻳْﻦِ ﻟِﻮَاﺣِﺪٍ
dan sama halnya tidak disyaratkan ada dua wadah untuk air yang sama
ﺑَﻞْ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻧَﺎ لِاِﺛْﻨَﻴْﻦِ ﻟَﻴْﺲَ لِأَﺣَﺪِﻫِﻤَﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ﻣِﻦْ ﺇِﻧَﺎﺋِﻪِ ﺇِلَّا ﺑَﻌْﺪَ الْاِﺟْﺘِﻬَﺎﺩِ
bahkan jika ada dua wadah untuk dua (air yang berbeda), bukan untuk salah satu dari keduanya, maka seseorang berwudhu dari wadahnya kecuali sesudah ijtihad.
Halaman : 15
Abdurrachman Asy Syafi'iy
0 comments:
Posting Komentar