KAJIAN FIQIH
KITAB NIHAYATUZ ZAIN
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
ﺛُﻢَّ
Kemudian
اﻟﻄَّﻬَﺎﺭَﺓُ ﻗِﺴْﻤَﺎﻥِ
Bersuci itu ada dua :
ﻃَﻬَﺎﺭَﺓٌ لِأَﺟْﻞِ ﺣَﺪَﺙِ ﺃَﺻْﻐَﺮِ
Bersuci karena hadats kecil
ﻭَﻃَﻬَﺎﺭَﺓٌ لِأَﺟْﻞِ ﺣَﺪَﺙِ ﺃَﻛَﺒَﺮِ
dan bersuci dari hadats besar
(ﻓَﺎلْأُﻭْﻟَﻰ)
Yang pertama
ﺃَﻱْ اﻟﻄَّﻬَﺎﺭَﺓُ ﻟِﺤَﺪَﺙِ ﺃَﺻْﻐَﺮِ
Maksudnya bersuci karena hadats kecil
ﻭَﻫُﻮَ اﻟْﻤَﻘْﺼُﺪُ
dan yang demikian adalah yang dimaksud
الأَوَّلُ (اﻟْﻮُﺿُﻮْءُ)
(yaitu :) berwudhu
ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﺸْﺘَﻖٌ ﻣِﻦَ اﻟْﻮَﺿَﺎءَﺓِ ﺑِﺎﻟْﻤَﺪِّ
Lafadz wudhu adalah musytaq dari wadho'ah dengan mad
ﻭَﻫِﻲَ اﻟﻨَّﻈَﺎﻓَﺔُ
Dan yang demikian (maknanya) adalah bersih
ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ اﻟﺸَّﺮْﻉِ
dan wudhu di dalam syari'at adalah
اِﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝُ اﻟْﻤَﺎءِ ﻓِﻲ ﺃَﻋْﻀَﺎءٍ ﻣَﺨْﺼُﻮْﺻَﺔٍ ﻣُﻔْﺘَﺘَﺤًﺎ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَﺔِ
menggunakan air di dalam anggota yang dikhususkan yang dimulai dengan niat
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻗَﺪْ ﻓُﺮِّﺽَ ﻣَﻊَ الصَّلَاﺓِ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ اﻟْﻤِﻌْﺮَاﺝِ
Dan dahulu wudhu diwajibkan menyertai shalat di dalam malam mi'raj
ﻛَﻤَﺎ ﺭَﻭَاﻩُ اﺑْﻦُ ﻣَﺎﺟَﻪٍ
sebagaimana telah meriwayatkan yang demikian (imam) Ibnu Majah
ﻭَﻫُﻮَ ﻓَﺮْﺽٌ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤُﺤْﺪِﺙِ
dan wudhu (hukumnya) adalah wajib bagi orang yang berhadats.
ﻭَﺳُﻨَّﺔٌ ﻟِﺘَﺠْﺪِﻳْﺪٍ ﺇِﺫَا ﺻَﻠَّﻰ ﺑِﺎلْأَﻭَّﻝِ صَلَاﺓً ﻣَﺎ ﻏَﻴْﺮِ ﺳُﻨَّﺔِ اﻟْﻮُﺿُﻮْءِ
dan sunnah bagi (yang hendak) memperbaharui apabila seseorang sudah mengerjakan shalat diawal tanpa mengerjakan sunnah berwudhu.
Qultu :
Disunnahkan memperbaharui wudhu, maksudnya jika ia shalat di awal waktu dengan berwudhu tanpa mengerjakan sunnah sunnah berwudhu maka ia disunnahkan untuk mengulang wudhunya sekalipun wudhunya belum batal untuk shalat berikutnya.
ﻭَﺗُﻨْﺪَﺏُ ﺇِﺩَاﻣَﺔُ اﻟْﻮُﺿُﻮْءِ
dan disunnahkan melanggengkan wudhu.
Qultu :
Maksudnya setiap batal wudhunya kemudian ia segera berwudhu kembali.
Halaman : 16
Abdurrachman Asy Syafi'iy
0 comments:
Posting Komentar