Kajian Ilmu Tauhid, Fiqih dan Tasawuf

Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 29 Oktober 2023

(74) FARDHU WUDHU YANG KE ENAM

KAJIAN FIQIH

KITAB NIHAYATUZ ZAIN

Karya Syaikh Nawawi Al Bantani

 

بسم الله الرحمن الرحيم

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَی 

 

(ﻭَ) ﺳَﺎﺩِﺳُﻬَﺎ (ﺗَﺮْﺗِﻴْﺐٌ)

Dan yang ke enamnya adalah tartib.

(maksudnya fardhu wudhu yang ke enam adalah membasuh secara berurutan)

 ﺑِﺄَﻥْ يَبْدَأَ ﺑِﺎﻟْﻮَﺟْﻪِ ﻣَﻘْﺮُﻭْﻧًﺎ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﺛُﻢَّ ﻏَﺴْﻞِ اﻟْﻴَﺪَﻳْﻦِ ﺛُﻢَّ ﻣَﺴْﺢِ ﺑَﻌْﺾِ اﻟﺮَّﺃْﺱِ ﺛُﻢَّ ﻏَﺴْﻞِ اﻟﺮِّﺟْﻠَﻴْﻦِ

Yaitu dengan memulai membasuh wajah hal nya dibarengkan dengan niat, kemudian membasuh kedua tangan, kemudian mengusap sebagian kepala, kemudian membasuh kedua kaki.

ﻭَﻟَﻮْ ﺷَﺮَﻉَ ثَلَاﺛَﺔُ ﻧَﻔَﺮٍ ﻓِﻲْ ﻏَﺴْﻞِ ﺑَﻘِﻴّﺔِ ﺃَﻋْﻀَﺎﺋِﻪِ ﺑَﻌْﺪَ ﻏَﺴْﻞِ ﺑَﻌْﺾِ اﻟْﻮَﺟْﻪِ ﻟَﻢْ ﻳَﺮْﺗَﻔِﻊْ ﻏَﻴْﺮُ ﺣَﺪَﺙِ ﻭَﺟْﻬِﻪِ

Dan seandainya 3 orang memulai membasuh sisa anggota-anggota wudhu seseorang, sesudah orang  itu membasuh sebagian wajah maka tidak terangkat hadats selain hadats wajahnya.

(Maksudnya tartib itu harus sempurna terlebih dahulu di dalam satu fardhu, sehingga jika ada seseorang baru membasuh sebagian wajah lalu 3 orang membantunya membasuhkan bagian sisanya, maka yang terangkat hanya hadats wajah ketika sudah sempurna basuhannya, yang selainnya belum dihitung)

ﻭَﻟَﻮِ اﻏْﺘَﺴَﻞَ ﻣُﺤْﺪِﺙٌ ﺣَﺪَﺛًﺎ ﺃَﺻْﻐَﺮِ ﻓَﻘَﻂْ ﺑِﻨِﻴَّﺔِ ﺭَﻓْﻊِ اﻟْﺤَﺪَﺙِ ﺃَﻭْ ﻧَﺤْﻮِﻩِ ﺃَﻭْ ﺑِﻨِﻴّﺔِ ﺭَﻓْﻊِ اﻟْﺠِﻨَﺎﺑَﺔِ ﺃَْﻭ ﻓَﺮْﺽِ اﻟْﻐَﺴْﻞِ ﺃَﻭْ ﺃَﺩَاﺋِﻪِ ﻏَﺎﻟِﻄًﺎ ﻭَﺭَﺗَﺐَ ﺗَﺮْﺗِﻴْﺒًﺎ ﺣَﻘِﻴْﻘِﻴًّﺎ ﺃَﺟْﺰَﺃَﻩُ ﺣَﻴْﺚُ ﻭَﺟَﺪَﺕِ اﻟﻨِّﻴَِّﺔُ ﻋِﻨْﺪَ ﻏَﺴْﻞِ اﻟْﻮَﺟْﻪِ

Seandainya orang yang berhadats mandi, tegasnya hadats kecil saja, dengan niat menghilangkan hadats atau semisalnya atau dengan niat menghilangkan junub atau niat fardhu mandi atau niat menunaikan mandi, hal nya dalam keadaan yang keliru, dan ia melakukan berurutan tartib secara hakiki, maka yang demikian mencukupinya sekiranya ada niat ketika membasuh wajah.

(Maksudnya ketika seseorang berhadats kecil mandi tapi dipertengahan mandi terpenuhi tartib wudhu, maka sah wudhunya sekiranya ada niat wudhu atau niat menghilangkan hadats ketika bersamaan membasuh wajahnya)

ﻭَﻣِﻨْﻪُ ﻣَﺎ ﻟَﻮْ ﻭَﻗَﻒَ ﺗَﺤْﺖَ ﻧَﺤْﻮِ ﻣِﻴْﺰَاﺏٍ ﻭَاﺳْﺘَﻤَﺮَّ اﻟْﻤَﺎءُ ﻳَﺠْﺮِﻱْ ﻣِﻨْﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻋْﻀَﺎﺋِﻪِ

Dan sebagian darinya adalah perkara seandainya ia diam di bawah semisal pancuran air, dan air tetap mengalir darinya di atas anggota-anggotanya.

(maksudnya hukumnya sama seperti orang yang mandi yang sudah mendahului penuturannya)

ﺇِﺫِ اﻟْﺪَﻓْﻌَﺔُ اْﻷُﻭْﻟَﻰ ﻣَﺜَﻼً ﻳَﺮْﺗَﻔِﻊُ ﺑِﻬَﺎ ﺣَﺪَﺙُ اﻟْﻮَﺟْﻪِ ﻓَﺎﻟْﻤَﺎءُ اﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﻳَﺮْﻓَﻊُ ﺣَﺪَﺙَ اﻟْﻴَﺪَﻳْﻦِ

Karena aliran air pertama misalkan terangkat dengan sebabnya hadats wajah, lalu air yang sesudahnya mengangkat hadats kedua tangan.

(maksudnya dan seterusnya hingga terbasuh ke dua kaki)

 

Halaman : 23

 

Abdurrachman Asy Syafi'iy

 

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Ahlussunnah wal Jama'ah

Ahlussunnah wal Jama'ah
Fiqih bermadzhab Syafi'iy, aqidah bermadzhab Asy'ari, Tasawuf bermadzhab Imam Ghazali

Syaikh Nawawi Al Bantani

Syaikh Nawawi Al Bantani
Maha guru ulama nusantara

Bentengi ajaran ahlussunnah wal jama'ah dari penyimpangan golongan Wahabi

Arsip Blog