Kajian Ilmu Tauhid, Fiqih dan Tasawuf

Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 25 Oktober 2023

(64) TAMBAHAN SYARAT WUDHU BAGI ORANG LANGGENG HADATS

 

KAJIAN FIQIH

KITAB NIHAYATUZ ZAIN 

Karya Syaikh Nawawi Al Bantani

 

بسم الله الرحمن الرحيم

قال المصنف رحمه الله تعالی 

 

ﻓَﻬَﺬِﻩِ ﻋَﺸَﺮَﺓٌ ﻓِﻲ ﻭُﺿُﻮْءِ اﻟﺴَّﻠِﻴْﻢِ ﻭَﺻَﺎﺣِﺐِ اﻟﻀَّﺮُﻭْﺭَﺓِ ﻣَﻌًﺎ

Maka hal ini adalah sepuluh (syarat) di dalam wudhu orang yang selamat (dari keadaan darurat) dan yang sedang di dalam keadaan darurat.

 ﻭَﻳُﺰَاﺩُ ﻓِﻲْ ﻭُﺿُﻮْءِ ﺻَﺎﺣِﺐِ اﻟﻀَّﺮُﻭْﺭَﺓِ ﺷَﺮْﻁُ ﺁﺧَﺮٍ

Dan ditambahkan di dalam wudhu orang yang di dalam keadaan darurat satu syarat yang lain.

 ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﺎﻣِﺲٌ ﻓِﻲْ كَلَاﻡِ اﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒِ

dan yang demikian adalah yang kelima di dalam perkataan mushonnif

 ﻓَﻘَﺎﻝَ

Lalu mushonnif berkata :

(ﻭَﺩُﺧُﻮْﻝُ ﻭَﻗْﺖٍ) ﺃَﻭْ ﻇَﻦُّ ﺩُﺧُﻮْﻟِﻪِ (ﻟِﺪَاﺋِﻢِ ﺣَﺪَﺙٍ) ﻛَﺴَﻠَﺲِ ﺑَﻮْﻝٍ

dan masuk waktu atau menduga masuk waktu bagi orang yang langgeng hadats seperti salasul baul.

ﻭَﻫُﻮَ اﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺘَﻘَﺎﻃَﺮُ ﺑَﻮْﻟُﻪُ ﺩَاﺋِﻤًﺎ

dan salasul baul adalah orang yang menetes air kencingnya terus menerus (tidak bisa ditahan).

ﻭَﻳُﺸْﺘَﺮَطُ ﻟَﻪُ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﺗَﻘَﺪُّﻡُ الْاِﺳْﺘِﻨْﺠَﺎءِ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻮُﺿُﻮْءِ لِأَنَّهُ ﻳُﺸْﺘَﺮَﻁُ ﻟِﻄُﻬْﺮِﻩِ ﺗَﻘَﺪُّﻡُ ﺇِﺯَاﻟَﺔِ اﻟﻨَّﺠَﺎﺳَﺔِ

dan disyaratkan baginya juga lebih dulu istinja di atas wudhu karena yang demikian disyaratkan bagi kesuciannya : lebih dulu menghilangkan najis.

ﻭَﺗَﻘَﺪُّﻡُ اﻟﺘَّﺤَﻔُّﻆِ ﻣِﺜْﻞِ اﻟْﺤُﺸْﻮِ ﻭَاﻟْﻌَﺼْﺐِ ﻭَاﻟْﻤُﻮَالَاﺓُ ﺑَﻴْﻦَ الْاِﺳْﺘِﻨْﺠَﺎءِ ﻭَاﻟﺘّﺤَﻔُّﻆِ

dan lebih dulu jaga-jaga, contohnya menyumbat dengan kapas dan mengikat dan muwalah antara istinja dan jaga-jaga.

ﻭَاﻟْﻤُﻮَالَاﺓُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻦَ اﻟْﻮُﺿُﻮْءِ

dan muwalah diantara keduanya dan diantara wudhu.

Qultu : 

Maksudnya setelah menghilangkan najis segera jaga-jaga dengan cara menyumbat dengan kapas atau mengikat dzakar, lalu segera wudhu.

ﻭَﻳُﺴْﺘَﺜْﻨَﻰ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﻣَﺎ ﺇِﺫَا ﻛَﺎﻥَ اﻟﺴَّﻠَﺲُ ﺑِﺎﻟﺮِّﻳْﺢِ فَلَا ﻳُﺸْﺘَﺮَﻁُ اﻟْﻤُﻮَالَاﺓُ ﺑَﻴْﻦَ ﺫَﻟِﻚَ

dan dikecualikan dari yang demikian itu perkara yang mana apabila adanya tidak bisa menahan kentut, maka tidak disyaratkan muwalah di antara yang demikian itu.

ﻭَاﻟْﻤُﻮَالَاﺓُ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻓْﻌَﺎﻟِﻪِ

dan muwalah di antara perbuatan-perbuatannya

ﻭَﺃَﻣَّﺎ اﻟْﻤُﻮَالَاﺓُ ﺑَﻴْﻦَ اﻟْﻮُﺿُﻮْءِ ﻭَالصَّلَاﺓِ ﻓَﺸَﺮْﻁٌ ﻟِﺠَﻮَاﺯِ ﻓِﻌْﻞِ الصَّلَاﺓِ ﺑِﻪِ لَا ﺷَﺮْﻁَ ﻟِﺼِﺤَّﺘِﻪِ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻟَﻪُ اﻟﺮَّﺷِﻴْﺪِﻱ

dan adapun muwalah antara wudhu dan sholat adalah syarat bagi kebolehan melakukan shalat dengan wudhu bukan syarat bagi sahnya wudhu sebagaimana apa yang telah dikatakan Ar Rosyidiy.

 

Halaman : 19


Abdurrachman Asy Syafi'iy

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Ahlussunnah wal Jama'ah

Ahlussunnah wal Jama'ah
Fiqih bermadzhab Syafi'iy, aqidah bermadzhab Asy'ari, Tasawuf bermadzhab Imam Ghazali

Syaikh Nawawi Al Bantani

Syaikh Nawawi Al Bantani
Maha guru ulama nusantara

Bentengi ajaran ahlussunnah wal jama'ah dari penyimpangan golongan Wahabi

Arsip Blog