KAJIAN FIQIH
KITAB NIHAYATUZ ZAIN
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
بسم الله الرحمن الرحيم
قال المصنف رحمه الله تعالی
ﻭَاﻟﻨِّﻴَّﺔُ ﻟُﻐَﺔً اﻟْﻘَﺼْﺪُ
Dan niat secara bahasa adalah menyengaja
ﻭَﺷَﺮْﻋًﺎ ﻗَﺼْﺪُ اﻟﺸَّﻲْءِ ﻣُﻘُﺘَﺮِﻧًﺎ ﺑِﻔِﻌْﻠِﻪِ
dan secara syariat adalah menyengaja sesuatu yang bersamaan
dengan perbuatannya.
ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﺮَاﺧَﻰ ﻋَﻨْﻪُ ﺳُﻤِﻲَ ﻋَﺰْﻣًﺎ
jika ada jeda dari perbuatan maka dinamakan azam.
Qultu :
Yang demikian meluruskan pendapat orang awam yang berkata berangkat dari rumah menuju mesjid sudah dikatakan berniat sholat. Padahal yang demikian bukan niat tapi azam (rencana) karena ada jeda dengan perbuatannya, maksudnya tidak bersamaan dengan awal perbuatan sholat.
ﻭَﺣُﻜْﻤُﻬَﺎ اﻟْﻮُﺟُﻮْﺏُ ﻭَﻣَﺤَﻠُّﻬَﺎ اﻟْﻘَﻠْﺐُ
dan hukum niat adalah wajib, dan letaknya adalah di hati.
ﺃَﻣَّﺎ اﻟﺘَّﻠَﻔُّﻆُ ﺑِﺎﻟْﻤَﻨْﻮِﻱ ﻓَﺴُﻨَّﺔٌ ﻟِﻴُﺴَﺎﻋِﺪَ اﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ
اﻟْﻘَﻠْﺐَ
adapun mengucapkan apa yang diniatkan maka adalah sunnah,
agar lisan menolong hati.
Qultu :
Mengucapkan niat adalah sunnah bukan wajib dan bukan bid'ah yang tercela. Namun jika mengucapkan niat shalat diulang-ulang maka yang demikian dihukumi bid'ah makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Imam As Suyuthi di dalam kitab Al Amru lil itba'. Sehingga cukup sekali saja mengucapkan niat shalat, akan tetapi yang dijaga adalah konsentrasi agar hati fokus pada niat shalat yang akan dilakukan. Jika setelah takbirotul ikhram ragu di dalam niat.
ﻭَاﻟْﻤَﻘْﺼُﻮْﺩُ ﺑِﻬَﺎ ﺗَﻤْﻴِﻴْﺰُ اﻟْﻌِﺒَﺎﺩَاﺕِ ﻋَﻦِ اﻟْﻌَﺎﺩَاﺕِ
dan maksud dengan niat adalah membedakan ibadah-ibadah dari
adat-adat
ﻛَﺎﻟْﺠُﻠُﻮْﺱِ ﻓِﻲ اﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻳَﻜُﻮْﻥُ لِلاِﻋْﺘِﻜَﺎﻑِ ﺗَﺎﺭَﺓً
ﻭالْاِﺳْﺘِﺮَاﺣَﺔِ ﺃُﺧْﺮَﻯ
seperti duduk di dalam mesjid ada yang untuk i'tikaf dan yang lain untuk istirahat
ﺃَﻭْ ﺗَﻤْﻴِﻴْﺰُ ﺭُﺗَﺐِ
اﻟْﻌِﺒَﺎﺩَاﺕِ
arau membedakan tingkat-tingkat ibadah-ibadah
ﻛَﺎلصَّلَاﺓِ ﺗَﻜُﻮْﻥُ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﺗَﺎﺭَﺓً ﻭَنَفْلًا ﺃُﺧْﺮَﻯ
seperti sholat ada yang fardhu dan yang lain sunnah
ﻭَاﻟﻨِّﻴَّﺔُ ﺗُﻤَﻴِّﺰُ ﻫَﺬَا ﻣِﻦْ ﻫَﺬَا
dan niat membedakan ini dari ini.
Halaman : 21
Abdurrachman Asy Syafi'iy
0 comments:
Posting Komentar