KAJIAN FIQIH
KITAB NIHAYATUZ ZAIN
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
بسم الله الرحمن الرحيم
قال المصنف رحمه الله تعالی
ﻭَاﻟﺴُّﻨَّﺔُ ﻓِﻲْ ﻛَﻴْﻔِﻴَّﺘِﻪِ
Dan sunnah di dalam tatacara nya :
(Maksudnya tatacara mengusap seluruh bagian kepala)
ﺃَﻥْ ﻳَﻀَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻋَﻠَﻰ
ﻣَُﻘَﺪَّﻡِ ﺭَﺃْﺳِﻪِ ﻭَﻳُﻠْﺼِﻖَ ﺳَﺒَّﺎﺑَﺘَﻪُ ﺑِﺎلْأُﺧْﺮَﻯ ﻭَﻳَﻀَﻊَ ﺇِﺑْﻬَﺎﻣَﻴْﻪِ
ﻋَﻠَﻰ ﺻَﺪْﻏَﻴْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻳَﺬْﻫَﺐُ ﺑِﺄَﺻَﺎﺑِﻌِﻪِ ﻏَﻴْﺮِ الإِﺑْﻬَﺎﻣَﻴْﻦِ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﻔَﺎﻩُ
ﺛُﻢَّ ﻳَﺮَﺩُّﻫَﺎ ﺇِﻟَﻰ اﻟْﻤَﻜَﺎﻥِ اﻟَّﺬِﻱْ ﺫَﻫَﺐَ ﻣِﻨْﻪُ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺷَﻌْﺮٌ
ﻳَﻨْﻘَﻠِﺐُ ﻟِﻴَﺼِﻞَ اﻟْﺒَﻠَﻞُ ﻟِﺠَﻤِﻴْﻌِﻪِ ﻭَﺣِﻴْﻨَﺌِﺬٍ ﻳَﻜُﻮْﻥُ اﻟﺬَﻫَﺎﺏُ ﻭَاﻟﺮَﺩُّ
ﻣَﺴْﺤَﺔً ﻭَاﺣِﺪَﺓً ﻟِﻌَﺪَﻡِ ﺗَﻤَﺎﻡِ اﻟْﻤَﺴْﺤَﺔِ ﺑِﺎﻟﺬَّﻫَﺎﺏِ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ
ﻟَﻪُ ﺷَﻌْﺮٌ ﻳَﻨْﻘَﻠِﺐُ ﻟِﻘَﺼْﺮِﻩِ ﺃَﻭْ ﻋَﺪَﻣِﻪِ ﻟَﻢْ ﻳَرَﺩَّ ﻟِﻌَﺪَﻡِ اﻟْﻔَﺎﺋِﺪَﺓِ
- letakkan telapak tangan di atas kepala bagian depan,
tempelkan jari tengah dengan jari lainnya
- letakkan ke dua jempol di pelipis
- gerakan jari-jari kecuali dua jempol kebagian belakang
kepala (jempol tetap pada posisinya berada di pelipis)
- kemudian jari jari kembalikan ke tempat semula ia bergerak jika ada rambut yang dapat bolak balik agar kebasahan sampai keseluruhnya, dan seketika itu bergerak dan kembali menjadi satu kali usapan, karena tidak sempurna satu usapan dengan sebab bergerak. Jika tidak ada rambut yang bisa bolak balik karena pendek atau botak, maka jari tidak perlu dikembalikan ketempat semula (setelah bergerak ke belakang kepala) karena tidak ada faedah.
ﻓَﺈِﻥَّ ﺭَﺩَّ ﻟَﻢْ ﺗُﺤْﺴَﺐْ ﻣَﺴْﺤَﺔً ﺛَﺎﻧِﻴَّﺔً لِأَﻥَّ اﻟْﻤَﺎءَ
ﺻَﺎﺭَ مُسْتَعْمَلًا لِاِخْتِلَاﻁِ ﺑَﻠَﻠِﻪِ ﺑِﺒَﻠَﻞِ ﻳَﺪِﻩِ اﻟْﻤُﻨْﻔَﺼِﻞِ ﻋَﻨْﻪُ
ﺣُﻜْﻤًﺎ ﺑِﺎﻟﻨِّﺴْﺒَﺔِ ﻟِﻠﺜَّﺎﻧِﻴَّﺔِ ﻭَﻟِﻀَﻌْﻒِ اﻟْﺒَﻠَﻞِ ﺃَﺛَّﺮَ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺩْﻧَﻰ
اخْتِلَاﻁٍ
Maka mengembalikan jari tidak dihitung usapan yang ke dua
karena air menjadi musta'mal, karena bercampur kebasahannya dengan kebasahan
tangannya yang terpisah darinya secara hukum dengan nisbat yang kedua, dan
karena kebasahan lemah memberi pengaruh
sedikit bercampur di dalamnya.
Halaman : 24
Abdurrachman Asy Syafi'iy
0 comments:
Posting Komentar