KAJIAN FIQIH
KITAB NIHAYATUZ ZAIN
Karya Syaikh Nawawi Al Bantani
بسم الله الرحمن الرحيم
قال المصنف رحمه الله تعالی
(ﻭﻭِلَاءٌ) ﺑَﻴْﻦَ ﺃﻋﻀﺎء اﻟﻮﺿﻮء ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳَﺠِﻒُّ اﻟﻌﻀﻮ اﻷﻭﻝ ﻗﺒﻞ
اﻟﺸﺮﻭﻉ ﻓﻲ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻊ اﻋﺘﺪاﻝ اﻟﺮِّﻳﺢ ﻭﻃﺒﺎﺋﻊ اﻟﺸﺨﺺ ﻧﻔﺴﻪ ﻭاﻟﻤﻜﺎﻥ ﻭاﻟﺰﻣﺎﻥ ﻓﻠﻮ ﺧﺮﺝ ﻭاﺣﺪ
ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻋﻦ اﻻﻋﺘﺪاﻝ ﻗﺪﺭ اﻋﺘﺪاﻟﻪ
dan (disunnahkan) berturut-turut (tanpa jeda yang lama) antara anggota-anggota wudhu, sekiranya tidak kering anggota yang awal sebelum
memulai yang kedua, disertai (keadaan) normalnya angin, tabiat-tabiat diri
seseorang, tempat dan waktu. Jika telah keluar salah satu dari yang demikian
itu dari keadaan normal maka ia mengira-mengira kenormalannya
ﻭﻳﻘﺪﺭ اﻟﻤﻤﺴﻮﺡ ﻣﻐﺴﻮﻻ
dan ia mengira-ngira yang diusap seperti keadaan yang di
basuh
ﻫﺬا ﻓﻲ ﻭﺿﻮء اﻟﺴﻠﻴﻢ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻟﻮﻗﺖ ﻭاﺳﻌﺎ
hal ini di dalam wudhu orang yang selamat _(dari keadaan
darurat)_ apabila adanya waktu masih leluasa.
ﺃﻣﺎ ﻭﺿﻮء ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﻓﺘﺠﺐ ﻓﻴﻪ اﻟﻤﻮاﻻﺓ ﻭﻛﺬا ﻋﻠﻰ اﻟﺴﻠﻴﻢ ﻋﻨﺪ ﺿﻴﻖ
اﻟﻮﻗﺖ
adapun wudhu orang yang di dalam keadaan darurat, maka wajib
di dalamnya muwalah (berturut-turut tanpa jeda yang lama), dan sama halnya
orang yang selamat ketika sempit waktu.
Halaman : 25
Abdurrachman Asy Syafi'iy
0 comments:
Posting Komentar